Dalam artikel ini, kami akan membahas secara rinci langkah-langkah dan persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan ibadah umroh dengan lancar dan bermakna. Dengan memahami tata cara umroh secara menyeluruh, Anda dapat menjalani perjalanan spiritual ini dengan penuh ketenangan dan kekhusyukan.
Pentingnya Memahami Tata Cara Umroh Sesuai Sunnah
Bagi umat Islam yang berencana melaksanakan ibadah umrah, memahami tata cara umroh sesuai sunnah adalah suatu keharusan. Umroh, ibadah yang dilakukan di kota suci Mekkah, sering dijuluki sebagai “haji kecil” karena memiliki banyak kesamaan ritual dengan haji.
Tata cara umroh sesuai sunnah memiliki perbedaan dengan tata cara umrah dalam ibadah haji. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam haji tidak diperlukan dalam tata cara umrah sesuai sunnah. Oleh karena itu, setiap Muslim yang ingin melaksanakan umrah perlu memahami dengan baik tata cara umrah sesuai sunnah.
Persiapan Mental dan Spiritual
Sebelum memulai perjalanan umroh, penting untuk mempersiapkan diri secara mental dan spiritual. Luangkan waktu untuk merenungkan tujuan Anda melakukan umroh dan memperkuat ikatan spiritual dengan Allah SWT. Segera setelah itu, pelajari dan pahami tata cara umroh secara mendalam melalui bimbingan dari ulama atau sumber-sumber terpercaya.
Persiapan Fisik dan Administratif
Selanjutnya, pastikan bahwa Anda telah menyelesaikan semua persyaratan fisik dan administratif yang diperlukan untuk umroh. Ini termasuk memperoleh paspor, visa umroh, serta sertifikasi kesehatan yang diperlukan. Pastikan juga untuk membuat reservasi paket umroh dengan agen perjalanan yang terpercaya dan berpengalaman.
Memahami Ritus dan Tindakan Umroh
Sebelum berangkat, pelajari dengan cermat ritus dan tindakan yang dilakukan selama umroh. Ini termasuk thawaf (mengelilingi Ka’bah), sa’i (mengunjungi Bukit Shafa dan Marwah), serta tahallul (memotong rambut atau mencukur kepala). Memahami dan menghormati tata cara umroh akan memungkinkan Anda untuk menjalankan ibadah dengan benar dan penuh kekhidmatan.
Membawa Perlengkapan dan Pakaian yang Tepat
Pastikan untuk membawa perlengkapan dan pakaian yang sesuai untuk umroh, termasuk pakaian ihram, sandal yang nyaman, serta perlengkapan pribadi dan kebersihan. Selain itu, bawa juga obat-obatan dan perlengkapan darurat lainnya untuk mengantisipasi kemungkinan kebutuhan selama perjalanan.
Menjaga Kesehatan dan Kondisi Fisik
Kesehatan dan kondisi fisik yang baik sangat penting selama perjalanan umroh. Pastikan untuk menjaga pola makan yang sehat, cukup istirahat, dan menghindari paparan terhadap penyakit menular. Bawa juga obat-obatan dan perlindungan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan pribadi Anda.

Jamaah Umroh BST Group
Urutan Tata Cara Umroh Yang Benar
Niat dan Persiapan Pakaian Ihram
Sebagai tahapan awal dalam tata cara umrah sesuai sunnah, penting bagi calon jamaah untuk membaca niat dan mengenakan pakaian ihram. Miqat menjadi titik awal bagi mereka yang ingin menjalankan ibadah umrah, terletak di kota Madinah. Di Miqat, para jamaah umrah mempersiapkan diri dengan melakukan mandi, mengenakan pakaian ihram, berwudhu, dan melaksanakan sholat sunnah ihram 2 rakaat.
Pakaian ihram bagi laki-laki terdiri dari dua lembar kain tanpa jahitan yang digunakan untuk menutupi bagian bawah tubuh, dengan salah satu kain diselendangkan. Sedangkan bagi wanita, pakaian ihram meliputi penutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Disarankan untuk menggunakan pakaian ihram berwarna putih.
Setelah mengenakan pakaian ihram, langkah berikutnya adalah membaca niat untuk memulai ibadah umrah.
Labbaikallahumma ‘umratan”
Yang artinya
“Aku sambut panggilanMu ya Allah untuk menjalankan umrah”.
Aturan Berpakaian dan Tindakan Tertentu yang Dilarang
Untuk calon jamaah umrah, setelah Mengenakan Ihram terdapat sejumlah aturan yang harus diindahkan selama menjalankan ibadah. Berikut adalah larangan-larangan yang berlaku:
Bagi Pria:
- Dilarang menggunakan pakaian sehari-hari.
- Dilarang menggunakan alas kaki yang menutupi mata kaki.
- Dilarang menutup kepala dengan peci, topi, atau jenis penutup kepala lainnya.
Bagi Wanita:
- Dilarang menggunakan kaos tangan.
- Dilarang menutup wajah.
Baik untuk Pria maupun Wanita:
- Dilarang menggunakan wangi-wangian.
- Dilarang memotong kuku, mencukur, atau mencabut rambut/bulu tubuh.
- Dilarang berburu atau membunuh binatang apapun.
- Dilarang menikah, melakukan pernikahan, atau melakukan proses pertunangan.
- Dilarang melakukan perbuatan mesra atau hubungan intim.
- Dilarang mencaci, bertengkar, atau mengeluarkan kata-kata kotor.
- Dilarang memotong tanaman di sekitar Mekah.
Menuju Masjidil Haram: Persiapan Rohani
Saat dalam perjalanan menuju Masjidil Haram, sangat dianjurkan untuk memperbanyak bacaan kalimat talbiyah yang selalu diucapkan oleh Rasulullah SAW selama ibadah umrah dan haji.
Talbiyah:
“Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaik Laa Syarika Laka Labbaik. Innal Hamda Wan Ni’mata Laka Wal Mulk Laa Syarika Lak.”
Maknanya:
“Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kerajaan bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu.”
Penting untuk diingat bahwa waktu terakhir membaca talbiyah untuk umrah adalah saat akan memulai thawaf, rangkaian ibadah mengelilingi Ka’bah.
Thawaf: Rangkaian Ibadah Mengelilingi Ka’bah
- Sebelum memasuki Masjidil Haram, disarankan bagi jamaah untuk berwudhu terlebih dahulu. Mereka dapat memilih pintu masuk mana pun, namun sebaiknya mengikuti jejak Rasulullah SAW yang biasanya masuk melalui pintu Babus Salam atau Bani Syaibah.
- Saat memasuki Masjidil Haram, disarankan untuk mengucapkan do’a
“Bismillah Wash Sholatu Was Salamu ‘Ala Rasulullah. Allahummaftahli Abwaba Rahmatika,”
yang artinya,
“Dengan nama Allah, shalawat, dan salam untuk Rasulullah. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.”
- Setelah itu, turunlah dan menuju tempat thawaf (mataf). Jamaah memulai thawaf dari garis lurus di dekat Hajar Aswad, antara pintu Ka’bah dan tanda lampu hijau di lantai atas Masjidil Haram.
- Selama thawaf, jamaah diberi beberapa pilihan, antara lain:
- Taqbil, yaitu mencium Hajar Aswad.
- Istilam dan Taqbil, yaitu mengusap, meraba, dan mencium Hajar Aswad.
- Istilam, yaitu mengusap Hajar Aswad dengan tangan atau benda yang dipegang, kemudian mencium benda tersebut.
- Melambaikan tangan atau benda yang dipegang sebanyak 3 kali, tanpa menciumnya, sambil mengucapkan
“Bismillah, Allahu Akbar” (Dengan nama Allah, Allah Maha Besar).
Ritual ini diulangi setiap kali melewati Hajar Aswad dan Rukun Yamani pada putaran satu hingga tujuh. Jika tidak memungkinkan mencium Hajar Aswad dan Rukun Yamani karena alasan keamanan, jamaah dapat memilih istilam dengan tangan atau benda, atau hanya melambaikan tangan atau benda yang dipegang.
- Pada putaran 1-3, jamaah pria dianjurkan untuk berlari-lari kecil, sementara pada putaran 4-7, berjalan biasa. Sementara itu, untuk jamaah wanita yang menjalankan thawaf, tidak ada larangan berlari-lari kecil.
- Selama menjalankan thawaf, disarankan untuk membaca doa di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad. Doa yang biasanya dibaca oleh Rasulullah SAW selama thawaf adalah do’a sapu jagad:
“Rabbana Atina Fiddunya Hasanatan Wa Fil Akhirati Hasanata Wa Qina ‘Adzabanar,”
yang artinya,
“Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.”
Salat 2 Rakaat di Depan Maqom Nabi Ibrahim dan Minum Air Zam-Zam
Salat di Depan Maqom Nabi Ibrahim
Maqom Ibrahim bukanlah kuburan, melainkan tempat di mana Nabi Ibrahim pernah berdiri ketika membangun Kabah. Rakaat pertama Salat dibuka dengan membaca Surat Al-Fatihah, diikuti dengan Surat Al-Kafirun. Sedangkan pada rakaat kedua, setelah membaca Surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan Surat Al-Ikhlas.
Beristirahat Sejenak dan Minum Air Zam-Zam
Sebelum meminum Air Zam-Zam, disarankan untuk membaca doa berikut:
“Allahumma Inni Asaluka ‘Ilman Nafi’an Wa Risqon Waasi’an Wa Syifaa’an Min Kulli Daa’in Wa Saqomin Bi Romhatika Ya Arhamar Rohimiin,”
yang artinya,
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang melimpah, dan kesembuhan dari segala penyakit.”
Sai dan Tahallul
Sai
Dimulai dengan perjalanan dari Safa ke Marwah, yang dihitung sebagai satu kali perjalanan. Artinya, dari Safa ke Marwah dihitung sebagai satu putaran, dan dari Marwah kembali ke Safa dihitung sebagai putaran berikutnya, dan seterusnya. Perjalanan Sai berakhir di Marwah. Saat melakukan Sai, jamaah berjalan antara dua bukit, namun ketika berada di antara dua lampu hijau, disarankan untuk berlari-lari kecil.
Tahallul
Tahallul adalah tahap terakhir dari pelaksanaan ibadah umrah yang ditandai dengan mencukur rambut. Untuk laki-laki, disarankan mencukur rambut hingga botak, namun jika tidak sampai botak, tidak masalah. Sedangkan untuk wanita, cukuran rambutnya bisa secukupnya sesuai ketentuan agama.
Kesimpulan:
Dengan mempersiapkan diri secara menyeluruh dan memahami tata cara umroh dengan baik, Anda dapat menjalani perjalanan spiritual ini dengan penuh kekhusyukan dan keberkahan. Jadikan setiap langkah dalam perjalanan umroh sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keberkahan-Nya. Semoga panduan ini bermanfaat bagi Anda yang sedang merencanakan atau akan melaksanakan umroh dalam waktu dekat.
Jangan ragu untuk menghubungi kami untuk informasi lebih lanjut atau bantuan dalam perencanaan perjalanan umroh Anda.