Pelajari perbedaan antara Umroh dan Haji dalam postingan blog BS Travel ini. Temukan informasi tentang persiapan, ritual, dan makna spiritual dari dua perjalanan keagamaan ini. Umroh dan Haji adalah dua perjalanan spiritual penting dalam agama Islam. Meskipun keduanya melibatkan ziarah ke Mekah, ada perbedaan signifikan di antara keduanya yang perlu dipahami dengan baik oleh para calon jamaah.
Pentingnya Memahami Perbedaan Umroh dan Haji
Perbedaan Umroh dan Haji : Panduan Lengkap untuk Calon Jamaah
Memahami Esensi Umroh dan Haji
Umroh dan Haji, dua perjalanan spiritual yang menawan hati setiap Muslim. Memahami perbedaan mendasar antara keduanya akan membuka cakrawala keagamaan yang lebih dalam. Umroh, yang sering disebut sebagai “Haji Kecil”, adalah ibadah yang dilakukan dengan mengunjungi kota suci Mekah dan melakukan serangkaian ritual. Sementara itu, Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu setidaknya sekali seumur hidup.
Hukum haji disebutkan dalam Al Qur’an: Surat Ali Imran ayat 97 :
“Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam”
Perbedaan dalam Rangkaian Ritual
Perbedaan utama antara Umroh dan Haji terletak pada rangkaian ritual yang dilaksanakan. Umroh terdiri dari beberapa tahapan, termasuk thawaf, sai, dan tahallul. Thawaf adalah ritual mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran, sementara sai adalah berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah. Tahallul adalah memotong rambut sebagai tanda selesainya ibadah. Di sisi lain, Haji memiliki lebih banyak ritual, seperti wukuf di Arafah, lempar jumrah, dan penyembelihan hewan kurban.
Waktu Pelaksanaan yang Berbeda
Selain dari perbedaan dalam ritual, perbedaan lainnya adalah pada waktu pelaksanaan keduanya. Umroh dapat dilaksanakan kapan saja selama tahun, kecuali pada beberapa hari tertentu di bulan Dzulhijjah, sedangkan Haji dilaksanakan selama bulan Dzulhijjah, khususnya pada tanggal 8-12.
Pentingnya Persiapan yang Matang
Persiapan menjadi kunci kesuksesan dalam menjalankan Umroh dan Haji. Untuk Umroh, persiapan fisik dan mental sangat penting. Jamaah harus memastikan bahwa mereka dalam kondisi fisik yang baik karena perjalanan Umroh membutuhkan banyak aktivitas fisik. Selain itu, mereka juga harus mempersiapkan pakaian dan perlengkapan lainnya dengan teliti. Sementara itu, Haji memerlukan persiapan yang lebih matang karena melibatkan lebih banyak ritual dan waktu yang lebih lama di Tanah Suci.
Manfaat Spiritual
Melalui Umroh dan Haji, seorang Muslim dapat mendapatkan berbagai manfaat spiritual. Dalam Umroh, seorang jamaah dapat merasakan kedekatan dengan Allah SWT saat melaksanakan thawaf di sekitar Ka’bah, meniru perjalanan Hajar di antara Safa dan Marwah, dan merasakan kebersamaan umat Islam dari seluruh dunia. Di sisi lain, Haji menawarkan pengalaman yang lebih mendalam lagi. Jamaah dapat merasakan kesatuan umat Islam saat beribadah bersama-sama di Padang Arafah, melempar jumrah sebagai simbol penolakan terhadap godaan setan, dan mengikuti jejak Nabi Ibrahim dan Ismail dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Kedalaman Makna Spiritual
Perbedaan Umroh dan Haji tidak hanya terletak pada aspek fisik dan ritual, tetapi juga pada kedalaman makna spiritualnya. Umroh, meskipun memiliki nilai ibadah yang tinggi, tidak memiliki status yang sama dengan Haji. Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu secara finansial dan fisik. Hal ini menunjukkan bahwa Haji memiliki makna spiritual yang lebih dalam dibandingkan dengan Umroh.
Kehormatan Melakukan Haji
Melakukan Haji adalah suatu kehormatan yang besar bagi setiap Muslim. Hal ini karena Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu secara finansial dan fisik. Haji juga merupakan kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan memperbaiki hubungan dengan Allah SWT. Oleh karena itu, setiap Muslim yang memiliki kesempatan untuk melaksanakan Haji seharusnya merasa bersyukur dan bersiap dengan sebaik-baiknya untuk menjalankannya.
Detail Umroh
Pengertian Umroh
Menurut bahasa, Umroh berarti ziarah. Menurut istilah, umrah berarti mengunjungi Baitullah (Ka’bah) dengan melakukan thawaf, sa’i dan bercukur demi mengharap rida Allah SWT.
Hukum Umrah
Menurut Imam Syafii dan Imam Hambali, menunaikan ibadah umrah hukumnya wajib sekali seumur hidup bagi yang mampu. Sedangkan menurut Imam Hanafi dan Imam Malik, menunaikan ibadah umrah hukumnya sunnah muakkadah. (Wahbah Zuhaili, Fiqhul Islam wa Adillatuhu, Juz III hal. 9)
Umroh terbagi menjadi dua: Umroh wajib dan Umroh sunat.
a. Umrah Wajib
- Umrah pertama yang dilakukan seorang Muslim, disebut juga umratul Islam;
- Umrah yang dilaksanakan karena nadzar.
b. Umrah Sunat
Umrah ini dilaksanakan setelah umrah wajib, baik untuk kali kedua dan seterusnya dan dilakukan bukan karena nadzar.
Waktu Mengerjakan Umrah
Umrah dapat dilaksanakan kapan saja, kecuali ada beberapa waktu yang dianggap makruh melaksanakan umrah bagi jema ah haji, yaitu saat jemaah haji wukuf di Padang Arafah pada hari Arafah, hari Nahr (10 Dzulhijjah), dan hari-hari tasyriq.
Syarat, Rukun, dan Wajib Umrah
Syarat Umrah
- Islam
- Baligh (dewasa)
- Aqil (berakal sehat)
- Merdeka (bukan hamba sahaya)
- Istita’ah (mampu)
Catatan: Bila tidak terpenuhi syarat ini, gugurlah kewajiban seseorang untuk berumrah.
Rukun Umrah
- Ihram (niat)
- Thawaf
- Cukur
- Sa’i
- Tertib (melaksanakan rukun umrah secara berurutan, yakni mulai dari ihram, thawaf, sa’i lalu bercukur)
Catatan: Rukun umrah tidak dapat ditinggalkan. Bila salah satu rukun itu tidak terpenuhi, umrah seseorang tidak sah.
Wajib Umrah
Wajib umrah adalah berihram dari mīqāt. Bila kewajiban ini dilanggar, iba dah umrah seseorang tetap sah tapi dia harus membayar dam.
Mīqāt Makānī
Miqat makani untuk umrah jemaah haji Indonesia bergantung pada gelombang berapa jemaah itu berangkat.
A. Jemaah haji gelombang I yang mendarat di Madinah mengambil miqat di Bir Ali (Zulhulaifah).
B. Jemaah haji gelombang II bisa mengambil miqat:
- Di asrama haji embarkasi, atau
- Di dalam pesawat ketika pesawat melintas sebelum atau di atas Yalamlam/Qarn alManazil, atau
- Bandar Udara King Abdul Aziz (KAIA) Jeddah
C. Jemaah haji yang sudah berada/ mukim di Makkah mengambil miqat di Ji’ranah, Tan’im,
Hudaibiyah, dan tanah halal lainnya.
Tahallul umrah
Tahallul umrah adalah keadaan seseorang setelah melaksanakan semua rukun umrah dan karena itu dihalalkan (diboleh kan) melakukan perbuatan yang sebelumnya dilarang selama ber-ihram umrah.
Hukum Umrah Sunah Berulangkali Saat Haji
Menurut Imam Malik dan Ibn Taimiyah, makruh umrah lebih satu kali dalam setahun. Sekalipun Imam Syafi’i dan Imam Hanbali berpendapat boleh, namun Imam Hanbali mensyaratkan minimal jeda sepuluh hari dari umrah sebelumnya. Sementara Ibn Abbas,
Atha’ dan Thawus berpendapat bagi orang yang sudah mukim di Makkah (minimal empat hari), lebih utama melaksanakan tawaf sunah ketimbang umrah sunnah berulangkali.
Detail Haji
Pengertian Haji
Haji adalah berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk melakukan amalan-amal an, antara lain: wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, thawaf di Ka’bah, sa’i, dan amalan lainnya pada masa tertentu demi memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharapkan ridla-Nya semata.
Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz 5 hlm. 14-17 Ibnu taimiyah,
Al-Majmu’ al-Fatawa, juz 26 hlm. 142-143. Wahbah az-Zuhaili, Fiqh
al-Islam wa Adillatuhu, juz 3 hlm. 16. Al-Jazairi, Fiqh alal Mazahib
al-arba’ah, juz 1, 618
Hukum Haji
Ibadah haji adalah wajib bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat. Ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur hidup. Hukum haji kedua dan seterusnya adalah sunat. Tapi, bagi mereka yang bernadzar haji, hukum haji itu menjadi wajib akibat nadzar.
Waktu Mengerjakan Haji
Ibadah haji dilaksanakan pada bulan haji (Dzulhijjah), tepatnya ketika waktu wukuf di Arafah tiba (9 Dzulhijjah), hari Nah{r (10 Dzulhijjah), dan hari hari Tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah)
Syarat, Rukun, dan Wajib Haji
Syarat haji adalah:
- Islam
- Baligh (dewasa)
- Aqil (berakal sehat)
- Merdeka (bukan hamba sahaya)
- Istita’ah (mampu). Istita’ah berarti seseorang mampu melaksanakan ibadah haji ditinjau dari segi:
Jasmani:
- Sehat, kuat, dan sanggup secara fisik melaksanakan ibadah haji.
- Mengetahui dan memahami manasik haji.
Rohani:
- Berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk melaksanakan ibadah haji dengan perjalanan yang jauh.
- Ekonomi:
– Mampu membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) yang ditentu kan oleh pemerintah dan berasal dari usaha/harta yang halal.
– Biaya haji yang dibayarkan bukan berasal dari satu-satunya sumber kehidupan yang apabila sumber kehidupan itu dijual terjadi kemudlaratan bagi diri dan keluarganya
– Memiliki biaya hidup bagi keluarga yang ditinggalkan.
.Keamanan:
- Aman dalam perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji.
- Aman bagi keluarga dan harta benda serta tugas dan tanggung jawab yang di tinggalkan.
- Tidak terhalang, misalnya mendapat kesempatan atau izin per jalanan haji termasuk mendapatkan kuota tahun berjalan, atau tidak mengalami pencekalan.
Rukun Haji
Rukun haji adalah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji dan tidak dapat diganti dengan amalan lain, walaupun dengan dam. Jika rukun ini ditinggalkan, ibadah haji seseorang tidak sah.
Rukun haji adalah :
- Ihram (niat)
- Wukuf di Arafah;
- Thawaf ifadah;
- Cukur;
- Sa’I;
- Tertib.
Wajib Haji
Wajib haji adalah rangkaian amalan yang harus dikerjakan dalam ibadah haji yang bila salah satu amalan itu tidak dikerjakan ibadah haji seseorang tetap sah tapi dia harus membayar dam. Jika seseorang sengaja meninggalkan salah satu rangkaian amalan itu tanpa adanya uzur syar’i, ia berdosa. Wajib haji adalah:
- Ihram, yakni niat berhaji dari mīqāt;
- Mabit di Mina;
- Mabit di Muzdalifah;
- Melontar Jamrah Ulā, Wusta dan Aqabah;
- Thawaf wada’ (bagi yang akan meninggalkan Makkah).
Macam-macam Pelaksanaan Haji
Berdasarkan pelaksanaan, ibadah haji dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Haji ifrād
Kata ifrād berarti menyendirikan. Artinya, seseorang melaksanakan ibadah haji saja tanpa melaksanakan umrah. Orang yang melaksanakan haji jenis ini tidak dikenakan dam dan dapat dilaksanakan dengan cara, yaitu:
- Melaksanakan haji saja (tanpa melaksanakan umrah);
- Melaksanakan haji dulu, lalu melaksanakan umrah setelah selesai berhaji.
Selain kedua cara tersebut, haji ifrad juga bisa dilakukan dengan dua acara yang lain.
b. Haji Qirān
Kata qirān berarti berteman atau bersamaan. Maksudnya, orang melaksanakan haji dan umrah secara bersamaan dengan sekali niat untuk dua pekerjaan, tetapi diharuskan membayar dam
c. Haji tamattu’
Kata tamattu’ berarti bersenang-senang. Maksudnya, orang melaksanakan umrah terlebih dahulu pada bulan-bulan haji, lalu ber-tahallul, kemudian berihrām haji dari Makkah atau sekitarnya pada 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyah) atau 9 Dzulhijjah tanpa harus kembali lagi dari miqat semula. Selama jeda waktu tahallul itu, dia bisa bersenang-senang karena tidak dalam keadaan ihrām dan tidak terkena larangan ihrām tapi dikenakan dam.
Kesimpulan Perbedaan Umroh dan Haji
Dalam menjalani kehidupan sebagai seorang Muslim, penting untuk memahami dan menghargai perbedaan antara Umroh dan Haji. Meskipun keduanya adalah perjalanan spiritual yang penting dalam agama Islam, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan dalam hal waktu pelaksanaan, rangkaian ritual, dan makna spiritualnya. Dengan memahami perbedaan ini, seorang Muslim dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik dan menjalankan ibadah dengan penuh kekhidmatan.
Makna dan Tujuan:
Umroh adalah ibadah sunnah yang dapat dilakukan kapan saja dalam setahun, sedangkan Haji adalah ibadah wajib yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu dalam tahun Islam.
Ritual dan Tindakan:
Umroh melibatkan tujuh putaran di sekitar Ka’bah, sai antara bukit Safa dan Marwah, dan potong rambut sebagai bagian dari rukun umroh. Sementara itu, Haji memiliki rangkaian ritual yang lebih luas termasuk wukuf di Arafah, lempar jumrah, dan penyembelihan hewan kurban.
Waktu Pelaksanaan: Umroh dapat dilakukan kapan saja selama tahun kecuali pada beberapa hari tertentu di bulan Dzulhijjah, sedangkan Haji dilakukan selama bulan Dzulhijjah, terutama pada 8-12 Dzulhijjah.
Status dan Pahala:
Haji memiliki status yang lebih tinggi dan pahala yang lebih besar dibandingkan dengan Umroh karena Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam.
Persiapan dan Pelaksanaan yang Berbeda
Memahami perbedaan-perbedaan ini penting untuk persiapan dan pelaksanaan kedua ibadah ini. Calon jamaah harus mempelajari tata cara dan syarat-syarat keduanya secara mendalam agar dapat menjalankannya dengan sempurna.
Catatan:
Perbedaan Umroh dan Haji sangatlah penting dipahami oleh setiap muslim yang berencana untuk melaksanakannya. Dengan memahami perbedaan ini, calon jamaah dapat mempersiapkan diri secara lebih efektif dan menjalankan ibadah dengan penuh kekhidmatan dan kesadaran akan makna spiritual yang terkandung di dalamnya.
Follow Instagram kami @bs_tourandtravel